NyusPles - Setiap ibadah
memiliki parameter (tolok ukur) keberhasilannya, termasuk shalat yang kita
lakukan. Lalu, apa tolok ukur berhasil atau sukses tidaknya shalat kita?
Allah Ta'ala
berfirman, "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring ..." (QS
An-Nisâ', 4:103)
Artinya, orang yang
sukses shalatnya, dia akan banyak berzikir (mengingat) Allah Ta'ala. Dia
senantiasa terhubung dengan Yang Mahakuasa dalam kondisi apapun: berdiri,
duduk, ataupun berbaring.
Dan, bukankah selama
hidup, kita tidak bisa lepas dari tiga kondisi ini? Kalau tidak berdiri, kita
pasti duduk atau berbaring.
Dengan kata lain,
orang yang benar shalatnya, dia akan merasa dilihat dan diawasi Allah Ta'ala
(ihsan).
Dan, ketika sudah
merasa dilihat dan diawasi Allah, kecil kemungkinan baginya untuk melakukan
maksiat. Inilah yang melahirkan ciri kedua dari para ahli shalat, yaitu terjauh
dari perbuatan keji dan mungkar.
Allah Ta'ala
berfirman, "Bacalah (pahami) apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al-Kitab dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan) keji dan mungkar ..." (QS Al-Ankabût, 29:45)
Namun, semua ini
sangat sulit didapat apabila kita tidak paham dengan shalat yang dilakukan.
Itulah mengapa,
sebelum shalat, kita diperintahkan untuk berilmu terlebih dahulu. Dengan
berilmu, kita bisa paham bacaan, gerakan, dan beragam keutamaan yang ada di
dalam shalat. "Bacalah (pahami) apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al-Kitab dan dirikanlah shalat .