NyusPles - Jangan pernah berlaku zalim kepada orang lain terlebih kepada orang yang telah Allah amanahkan ke pundak kita, karena doa orang yang terzalimi doanya tidak tertolak.
Ketika mengutus sahabat Mu'adz bin Jabal ke negeri Yaman,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berwasiat kepadanya, "Takutlah
kepada doanya orang yang terzalimi karena doanya akan dikabulkan oleh
Allah" ... (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Maka, seorang pujangga berkata, "Janganlah berbuat
zalim hanya karena dirimu merasa kuat. Sesungguhnya, jika berbuat zalim engkau
akan menyesal. Kedua matamu akan tertidur sedangkan orang yang dizalimi terus
terjaga. Dia berdoa kepada Allah, dan Allah itu tidak pernah tidur."
Dan ketahuilah, "Ada
dua macam dosa yang Allah Ta'ala dahulukan siksanya di dunia, yaitu al-baghyu
dan uququl walidain (durhaka kepada orangtua)" ... (HR
Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ath-Thabrani)
Al-baghyu adalah berbuat zalim, aniaya, atau
sewenang-wenang terhadap orang lain. Dan, termasuk Al-baghyu yang paling dimurkai Allah
Ta'ala adalah berbuat zalim kepada istri sendiri.
Itulah mengapa, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam
mengukur tinggi rendahnya martabat seorang lelaki dari cara dia bergaul dan
memperlakukan istrinya.
"Tidak memuliakan wanita kecuali lelaki yang mulia.
Dan, tidak merendahkan wanita kecuali lelaki yang rendah pula" ... (HR
At-Tirmidzi)
Ini adalah dalil umum yang menyebutkan haramnya kezaliman dalam bentuk apa pun. Terlebih lagi bila kezaliman itu dilakukan seorang suami terhadap istrinya.
Seorang suami telah mengambil seorang istri (dari orang tuanya), kemudian hubungan dengan istrinya itu menjadi halal melalui janjinya kepada Allah dan ucapannya (ijab kabul dalam akad nikah).